Apakah cinta itu?
Lihatlah bunga mawar. Mungkinkah bunga itu mengatakan, “Saya akan memberikan keharumanku kepada orang baik dan tidak kepada orang jahat”? Dapatkah anda membayangkan sebuah lampu menolak bersinar karena akan dipakai oleh orang jahat? Lampu dpt melakukannya hanya kalau ia berhenti menjadi lampu. Dan lihatlah bagaimana sebatang pohon tanpa pilih-kasih memberikan tempat berteduh bagi setiap orang, baik dan buruk, tua dan muda, tinggi dan rendah; kepada binatang, manusia, dan setiap makhluk hidup,bahkan kepada orang yang siap-siap menebangnya.
Jadi, inilah sifat pertama dari cinta, tidak membeda-bedakan. Itulah sebabnya, mengapa kita didorong untuk menjadi seperti Allah “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yg benar dan orang yang tidak benar; karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” Renungkanlah dengan penuh kekaguman kebaikan bunga mawar, lampu, dan pohon yg demikian sempurna, karena dari situlah anda mendapatkan gambaran mengenai cinta.
Apa yang perlu kita lakukan agar dapat memiliki cinta yang seperti itu? Apa saja yang anda lakukan hanya akan menimbulkan rasa terpaksa, diperalat, dan kepura-puraan karena cinta tidak dapat dipaksakan. Tidak ada yang dapat anda lakukan. Akan tetapi, ada yang dapat anda lepaskan. Amatilah perubahan besar yang terjadi saat anda berhenti melihat orang-orang itu sebagai baik dan buruk, kudus dan pendosa dan mulai melihat mereka sebagai tidak sadar dan tidak tahu. Anda harus melepaskan kepercayaan palsu yang mengatakan bahwa orang dapat berbuat dosa dalam kesadaran. Tak seorang pun dapat berbuat dosa dalam terang kesadaran. Dosa terjadi dalam ketidaktahuan,bukan dalam kebencian seperti yang kita pikirkan. “Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Melihat ini berarti mendapatkan sifat cinta yang tidak membeda-bedakan yang secara mengagumkan ada dalam bunga mawar, lampu dan pohon.
Sifat cinta yang kedua adalah cuma-cuma atau tanpa pamrih. Seperti pohon, mawar dan lampu, cinta memberi dan tak meminta balas jasa. Betapa kita memandang rendah pria yang memilih istrinya bukan berdasarkan sifat yang dimiliki calon istri tetapi berdasarkan jumlah uang yang dibawanya sebagai mas kawin. Pria semacam itu hanya mencintai keuntungan finansial yang dibawa wanita itu, bukan mencintai wanitanya. Apakah cinta anda berbeda, bila anda sendiri mencari teman yang memberikan kepuasan emosional dan menghindari yang tidak; bila anda bersikap baik kepada orang2 yang memenuhi keinginan dan harapan-harapan anda dan bersikap negatif atau tidak acuh terhadap mereka yg tidak? Dalam hal ini juga hanya ada satu yang perlu anda perbuat untuk mencapai cinta yang tanpa pamrih itu, yakni dengan jalan membuka mata dan melihat. Cukup melihat saja, menyingkapkan apa sesungguhnya yang selama ini anda sebut cinta: apakah hanya sebagai kamuflase atau egoisme dan keserakahan anda saja. Dengan melihat, anda mengambil langkah besar ke dalam cinta yang tanpa pamrih.
Sifat ketiga cinta, ketidaksadaran diri. Cinta begitu bahagia dengan mencintai sehingga tidak sadar akan dirinya. Seperti lampu yang senantiasa bersinar tanpa peduli bermanfaat atau tidak. Seperti bunga mawar yang menebarkan keharumannya begitu saja tanpa peduli ada atau tidak adanya orang yang mencium keharumannya. Seperti pohon yang memberikan keteduhan. Cahaya, keharuman, dan keteduhan ada bukan karena ada manusia atau mati bila tidak ada manusia. Mereka ini, seperti jg cinta, lepas dari manusia. Cinta begitu saja ada, tanpa perlu memiliki objek. Mereka pun begitu saja ada, terlepas apakah mereka menguntungkan seseorang atau tidak. Jadi, mereka tidak mempunyai kesadaran akan mendapatkan nilai atau berbuat baik. Tangan kiri mereka tidak sadar akan apa yg dilakukan oleh tangan kanan. “Tuhan, kapan kami melihat Engkau lapar atau haus dan kami menolongMu?”
Sifat terakhir dari cinta adalah bebas. Saat paksaan, kendali atau konflik muncul, cinta mati. Pikirkan bagaimana mawar, pohon dan lampu membiarkan anda sungguh2 bebas. Pohon tidak akan berusaha menarik anda ke dekatnya untuk berteduh biarpun anda berada di bawah terik matahari. Lampu tidak akan memaksakan cahayanya biarpun anda sedang terseok-seok dalam kegelapan. Pikirkan sejenak saat-saat ketika anda menyerah pada paksaan dan kendali orang lain karena ingin bertindak sesuai dengan harapan mereka dalam usaha membeli cinta dan penerimaan dari mereka, atau karena anda takut kehilangan mereka. Setiap kali anda menyerah pada kendali dan paksaan, anda merusak kemampuan kodrati anda untuk mencintai, karena anda hanya dapat melakukan apa yg orang lain – dengan seijin anda – lakukan terhadap diri anda. Oleh karena itu, renungkanlah semua kendali dan paksaan dalam hidup anda. Kiranya permenungan itu sendiri akan menghancurkan kendali dan paksaan. Saat paksaan dan kendali itu hilang, kebebasan akan muncul. Kebebasan adalah kata lain untuk cinta.
Dikutip dari buku karya Rm.Anthony de Mello, SJ.:
“Dipanggil Untuk MENCINTA – kumpulan renungan”
Tuesday, December 15, 2009
Kearifan Emas
Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya,
"Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya,
amat sangat sederhana.
Bukankah di masa seperti ini berpakaian
sebaik-baiknya amat perlu,
bukan hanya untuk penampilan, melainkan juga
untuk banyak tujuan lain?"
Sang Guru hanya tersenyum.
Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya dan berkata,
"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu,
tetapi lebih dahulu lakukanlah satu hal untuk ku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana.
Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"
Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda
tadi merasa ragu,
"Satu keping emas?
Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."
"Cobalah dulu, sobat muda.
Siapa tahu kamu berhasil."
Pemuda itu pun bergegas ke pasar.
Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta
kepada yang lainnya.
Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas.
Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak.
Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani
menawar lebih dari satu keping perak."
Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini.
Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana .
Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."
Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang
dimaksud.
Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain dan berkata,
"Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai cincin ini sesungguhnya. .
Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas.
Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawarkan para pedagang di pasar."
Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda.
Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya.
Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian.
Namun tidak bagi "pedagang emas".
"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai
jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa.
Diperlukan kearifan untuk melihatnya,
dan itu membutuhkan proses.
Kita tak bisa menilainya hanya dengan
tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas.
Seringkali yang disangka emas
ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "
"Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya,
amat sangat sederhana.
Bukankah di masa seperti ini berpakaian
sebaik-baiknya amat perlu,
bukan hanya untuk penampilan, melainkan juga
untuk banyak tujuan lain?"
Sang Guru hanya tersenyum.
Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya dan berkata,
"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu,
tetapi lebih dahulu lakukanlah satu hal untuk ku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana.
Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"
Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda
tadi merasa ragu,
"Satu keping emas?
Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."
"Cobalah dulu, sobat muda.
Siapa tahu kamu berhasil."
Pemuda itu pun bergegas ke pasar.
Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta
kepada yang lainnya.
Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas.
Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak.
Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani
menawar lebih dari satu keping perak."
Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini.
Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana .
Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."
Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang
dimaksud.
Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain dan berkata,
"Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai cincin ini sesungguhnya. .
Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas.
Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawarkan para pedagang di pasar."
Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda.
Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya.
Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian.
Namun tidak bagi "pedagang emas".
"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai
jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa.
Diperlukan kearifan untuk melihatnya,
dan itu membutuhkan proses.
Kita tak bisa menilainya hanya dengan
tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas.
Seringkali yang disangka emas
ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "
Teman2 adalah cara TUHAN untuk menjaga kita
Mazmur 55:23 --- anda harus membaca ini
'Teman2 adalah cara TUHAN untuk menjaga kita'
Ini ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver:
Saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar pk 5, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Blvd., dan tiba2 mobil saya mulai tersendat2 dan akhirnya mati – dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin, lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek. Tapi tidak ada yang mau berhenti. Sebelum saya mulai menilpon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimart, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh didekat pompa bensin, saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik2 saja.
Ketika saya tiba disana, terlihat bahwa ia sedang tersedu2 lebih karena sedih bukannya karena jatuh; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut2an dengan lingkaran hitam disekitar matanya. Ia menjatuhkan sesuatu ketika saya membantu ia bangun, dan saya ambil untuk diberikan ke dia. Ternyata uang logam satu nikel.
Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, Suburban tua yang dipenuhi dengan barang2 dan 3 anak dibelakang (1 di tempat duduk depan) , dan meteran pompa menunjukkan $4.95.
Saya bertanya apakah semuanya baik2 saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata 'Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis!, jadi kita berdiri menjauh dari mobilnya kebalik pompa. Ia bercerita bahwa ia lagi menuju ke California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini. Saya bertanya, 'Apakah anda berdoa?' Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila dan berkata, 'IA mendengar kamu, dan IA mengirim saya.'
Saay mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa terisi penuh, sementara bensin nya diisi, saya berjalan ke McDonald disebelah dan membeli 2 kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas besar kopi. Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan, dan kita berdiri disebelah pompa sambil memakan kentang dan berbicara sedikit.
Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas. Teman laki2nya meninggalkan nya 2 bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari2. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan January nanti. Dan dalam keadan putus asa ia menilpon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama 5 tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang disana.
Jadi ia mengemas semua barangnya kedalam mobil milik satu2nya. Ia memberitahu anak2nya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal disana.
Saya berikan sarung tangan saya, memberikan pelukan kecil dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya. Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, 'Apakah, anda malaikat atau apa?'
Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, 'Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang2 TUHAN memakai orang biasa.'
Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju kemobil, mobilnya bisa langsung distarter dan pulang kerumah tanpa masalah. Saya akan kebengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah.
Kadang2 Malaikat terbang sangat dekat dengan anda sehingga anda bisa mendengar getaran sayapnya...
Mazmur 55:23 ' Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka IA akan memelihara engkau. Tidak akan selama-lamanya dibiarkan Nya orang benar itu goyah.'
Permintaan saya adalah pilihlah 4 orang yang anda mau TUHAN berkati, terutama pada bulan2 terkahir di 2009, dan saya memilih anda.
Tolong sebarkan ke 4 orang untuk diberkati.
Ini doanya:
'Bapa, saya memohon Bapa untuk memberkati anakku, cucuku, teman2ku, keluargaku dan orang yang membaca email ini sekarang. Tunjukkan kepada mereka pernyataan cinta dan kasihMU. Roh Kudus, Saya memohon kamu untuk membimbing jiwa mereka saat ini. Dimana ada luka, sembuhkan dan berikanlah mereka pengampunan dan kedamaianMU. Dimana ada kebingungan, lepaskanlah keyakinan yang baru melalui berkatMU, dalam nama Jesus. Amin.'
'Teman2 adalah cara TUHAN untuk menjaga kita'
Ini ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver:
Saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar pk 5, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Blvd., dan tiba2 mobil saya mulai tersendat2 dan akhirnya mati – dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin, lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek. Tapi tidak ada yang mau berhenti. Sebelum saya mulai menilpon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimart, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh didekat pompa bensin, saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik2 saja.
Ketika saya tiba disana, terlihat bahwa ia sedang tersedu2 lebih karena sedih bukannya karena jatuh; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut2an dengan lingkaran hitam disekitar matanya. Ia menjatuhkan sesuatu ketika saya membantu ia bangun, dan saya ambil untuk diberikan ke dia. Ternyata uang logam satu nikel.
Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, Suburban tua yang dipenuhi dengan barang2 dan 3 anak dibelakang (1 di tempat duduk depan) , dan meteran pompa menunjukkan $4.95.
Saya bertanya apakah semuanya baik2 saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata 'Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis!, jadi kita berdiri menjauh dari mobilnya kebalik pompa. Ia bercerita bahwa ia lagi menuju ke California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini. Saya bertanya, 'Apakah anda berdoa?' Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila dan berkata, 'IA mendengar kamu, dan IA mengirim saya.'
Saay mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa terisi penuh, sementara bensin nya diisi, saya berjalan ke McDonald disebelah dan membeli 2 kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas besar kopi. Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan, dan kita berdiri disebelah pompa sambil memakan kentang dan berbicara sedikit.
Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas. Teman laki2nya meninggalkan nya 2 bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari2. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan January nanti. Dan dalam keadan putus asa ia menilpon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama 5 tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang disana.
Jadi ia mengemas semua barangnya kedalam mobil milik satu2nya. Ia memberitahu anak2nya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal disana.
Saya berikan sarung tangan saya, memberikan pelukan kecil dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya. Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, 'Apakah, anda malaikat atau apa?'
Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, 'Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang2 TUHAN memakai orang biasa.'
Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju kemobil, mobilnya bisa langsung distarter dan pulang kerumah tanpa masalah. Saya akan kebengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah.
Kadang2 Malaikat terbang sangat dekat dengan anda sehingga anda bisa mendengar getaran sayapnya...
Mazmur 55:23 ' Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka IA akan memelihara engkau. Tidak akan selama-lamanya dibiarkan Nya orang benar itu goyah.'
Permintaan saya adalah pilihlah 4 orang yang anda mau TUHAN berkati, terutama pada bulan2 terkahir di 2009, dan saya memilih anda.
Tolong sebarkan ke 4 orang untuk diberkati.
Ini doanya:
'Bapa, saya memohon Bapa untuk memberkati anakku, cucuku, teman2ku, keluargaku dan orang yang membaca email ini sekarang. Tunjukkan kepada mereka pernyataan cinta dan kasihMU. Roh Kudus, Saya memohon kamu untuk membimbing jiwa mereka saat ini. Dimana ada luka, sembuhkan dan berikanlah mereka pengampunan dan kedamaianMU. Dimana ada kebingungan, lepaskanlah keyakinan yang baru melalui berkatMU, dalam nama Jesus. Amin.'
Ajarilah Anak Arti Natal Sebenarnya
Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya, Saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika terdengar suara berisik di ruang tamu. Saya membuka pintu kamar Dan saya amat terkejut, sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon natal.
Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya malahan saya pikir saya melihat air Mata disudut matanya."Apa yang sedang anda lakukan?" saya bertanya." Saya datang untuk mengingatkan kamu... AJARILAH ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung apa yang dimaksudkannya?
Kemudian dengan satu gerak cepat Sinterklas memungut sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan bingung, Sinterklas berkata,"Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka arti natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan oleh banyak anak".
Sinterklas merogoh kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebuah POHON NATAL mini "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia, semua ujung daunnya mengarah keatas, mengingatkan Kita bahwa segala pikiran Kita di masa Natal hanya terarah pada surga."
Kemudian IA memasukan tangannya kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah BINTANG cemerlang "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang Penyelamat bagi dunia, Dan bintang adalah tanda bahwa Tuhan menepati janji-Nya."
Ia memasukkan tangannya lagi kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebatang LILIN "Ajarilah anak-anak bahwa kristus adalah terang dunia, Dan ketika Kita melihat terang lilin, Kita diingatkan kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan"
Sekali lagi IA memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon natal,"Ajarilah anak-anak bahwa lingkaran melambangkan Cinta Sejati yang tak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus tidak hanya saat Natal , tetapi sepanjang tahun."
Kemudian dari tasnya IA mengeluarkan hiasan SINTERKLAS."Ajarilah anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati Dan segala niat baik yang Kita rasakan sepanjang bulan Desember."
Selanjutnya IA mengeluarkan sebuah HADIAH Dan berkata,"Ajarilah anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia memeberikan anaknya yang tunggal...."
"Terpujilah Allah atas hadiah-Nya yang demikian mengagumkan itu. Ajarilah anak-anak bahwa para majus datang menyembah sang bayi kudus Dan mempersembahkan emas, kemenyan Dan mur. Hendaklah Kita memberi dengan semangat yang sama dengan para majus."
Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN coklat berbentuk tongkat Dan menggantungkannya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan kawanannya Dan tersesat maka gembala datang Dan menuntun mereka kembali. Batang permen ini mengingatkan Kita bahwa Kita adalah penjaga saudara-saudara Kita, sekali waktu orang-orang yang telah lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali ke pangkuan Gereja. Selayaknyalah Kita berdaya supaya untuk menjadi gembala-gembala yang baik Dan menuntun mereka pulang kerumah."
Ia memasukan tangannya lagi kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah boneka MALAIKAT." Ajarilah anak-anak bahwa para malaikatlah yang mewartakan kabar sukacita kelahiran Sang Penyelamat. Para malaikat itu bernyanyi,"Kemuliaan bagi Allah di surga Dan damai di bumi bagi manusia." Sama seperti para malaikat di Betlehem, Kita patut mewartakan kabar gembira tersebut kepada keluarga Dan teman-teman: Immanuel - Tuhan beserta Kita!
Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya Dan saya melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata,"Ingat, ajarilah anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal yang sebenarnya - Immanuel -Tuhan beserta Kita. Kemudian, secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.
Sinterklas telah membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya - Dan arti kedatangan Yesus ke dunia. Dan saya tahu, bagi saya Dan anak-anak, Natal ini akan menjadi Natal yang terindah - karena IMMANUEL ~ Tuhan beserta Kita!
Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya malahan saya pikir saya melihat air Mata disudut matanya."Apa yang sedang anda lakukan?" saya bertanya." Saya datang untuk mengingatkan kamu... AJARILAH ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung apa yang dimaksudkannya?
Kemudian dengan satu gerak cepat Sinterklas memungut sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan bingung, Sinterklas berkata,"Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka arti natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan oleh banyak anak".
Sinterklas merogoh kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebuah POHON NATAL mini "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia, semua ujung daunnya mengarah keatas, mengingatkan Kita bahwa segala pikiran Kita di masa Natal hanya terarah pada surga."
Kemudian IA memasukan tangannya kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah BINTANG cemerlang "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang Penyelamat bagi dunia, Dan bintang adalah tanda bahwa Tuhan menepati janji-Nya."
Ia memasukkan tangannya lagi kedalam tasnya Dan mengeluarkan sebatang LILIN "Ajarilah anak-anak bahwa kristus adalah terang dunia, Dan ketika Kita melihat terang lilin, Kita diingatkan kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan"
Sekali lagi IA memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon natal,"Ajarilah anak-anak bahwa lingkaran melambangkan Cinta Sejati yang tak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus tidak hanya saat Natal , tetapi sepanjang tahun."
Kemudian dari tasnya IA mengeluarkan hiasan SINTERKLAS."Ajarilah anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati Dan segala niat baik yang Kita rasakan sepanjang bulan Desember."
Selanjutnya IA mengeluarkan sebuah HADIAH Dan berkata,"Ajarilah anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia memeberikan anaknya yang tunggal...."
"Terpujilah Allah atas hadiah-Nya yang demikian mengagumkan itu. Ajarilah anak-anak bahwa para majus datang menyembah sang bayi kudus Dan mempersembahkan emas, kemenyan Dan mur. Hendaklah Kita memberi dengan semangat yang sama dengan para majus."
Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN coklat berbentuk tongkat Dan menggantungkannya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan kawanannya Dan tersesat maka gembala datang Dan menuntun mereka kembali. Batang permen ini mengingatkan Kita bahwa Kita adalah penjaga saudara-saudara Kita, sekali waktu orang-orang yang telah lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali ke pangkuan Gereja. Selayaknyalah Kita berdaya supaya untuk menjadi gembala-gembala yang baik Dan menuntun mereka pulang kerumah."
Ia memasukan tangannya lagi kedalam tas Dan mengeluarkan sebuah boneka MALAIKAT." Ajarilah anak-anak bahwa para malaikatlah yang mewartakan kabar sukacita kelahiran Sang Penyelamat. Para malaikat itu bernyanyi,"Kemuliaan bagi Allah di surga Dan damai di bumi bagi manusia." Sama seperti para malaikat di Betlehem, Kita patut mewartakan kabar gembira tersebut kepada keluarga Dan teman-teman: Immanuel - Tuhan beserta Kita!
Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya Dan saya melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata,"Ingat, ajarilah anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal yang sebenarnya - Immanuel -Tuhan beserta Kita. Kemudian, secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.
Sinterklas telah membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya - Dan arti kedatangan Yesus ke dunia. Dan saya tahu, bagi saya Dan anak-anak, Natal ini akan menjadi Natal yang terindah - karena IMMANUEL ~ Tuhan beserta Kita!
Monday, October 19, 2009
Haruskah Hati Menciptakan Jarak
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."
Thursday, October 15, 2009
Don't Worry, Be Happy
Ada sebuah tulisan menarik yang perlu dicermati. "Worry is like a rocking chair. It gives you something to do but doesn't get you anywhere". Kekhawatiran itu bagaikan kursi goyang. Ia memberi kita kesibukan, tetapi tidak membawa kita ke mana-mana. Seringkali businessmen mengacu pada kekawatiran-kekhawatiran ini. Khawatir pada hari esok, bagaimana kalau bisnis kita tidak jalan, bagaimana kalau bos akan marah dan berbagai kekhawatiran lainnya. Yang paling penting sebenarnya adalah, sadarilah bahwa kekhawatiran itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda khawatir selama lima tahun pun tidak akan ada hasilnya sama sekali. Kekhawatiran akan membuat kita menjadi paralyze, kaku, tidak bisa berkata apa-apa, bingung dan tidak bisa melakukan tindakan apapun. Hal ini adalah musuh utama dalam berbisnis atau melakukan tindakan.
Kalau kita bisa menghentikan dan melupakan kekhawatiran itu di dalam otak kita, maka kita akan jauh lebih sempurna. Jauh lebih mampu menghasilkan karya terbaik.
Jangan sekedar khawatir tanpa melakukan apa-apa, karena hal itu akan membahayakan bisnis kita. Kita memang harus realistis menyadari risiko tindakan kita, tetapi yang paling penting adalah berhentilah untuk khawatir atau kurangi kekhawatiran dan lakukan tindakan-tindakan positif. Kalau kita tidak melakukan tindakan positif, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dengan melakukan tindakan positif, mungkin saja worry atau kekhawatiran Anda akan hilang. Chance atau kesempatan Anda untuk sukses akan jauh lebih besar bila dibandingkan hanya khawatir dan tidak melakukan tindakan apapun.
Kekhawatiran sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Hal ini berbahaya dalam bisnis. Kalau bisa kita mengurangi kekhawatiran kita dan mencoba untuk melakukan hal yang positif, maka setiap hari, setiap saat, setiap tindakan kita akan menjadi lebih tenang. Satu hal yang penting adalah cobalah memikirkan solusi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Daripada Anda khawatir seperti duduk pada rocking chair dan terus menggoyang-goyangkan kursi tanpa arah dan tujuan. Alangkah lebih baik bila kita salurkan kemampuan dan tindakan kita pada hal-hal yang jauh lebih positif.
Kalau kita bisa menghentikan dan melupakan kekhawatiran itu di dalam otak kita, maka kita akan jauh lebih sempurna. Jauh lebih mampu menghasilkan karya terbaik.
Jangan sekedar khawatir tanpa melakukan apa-apa, karena hal itu akan membahayakan bisnis kita. Kita memang harus realistis menyadari risiko tindakan kita, tetapi yang paling penting adalah berhentilah untuk khawatir atau kurangi kekhawatiran dan lakukan tindakan-tindakan positif. Kalau kita tidak melakukan tindakan positif, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dengan melakukan tindakan positif, mungkin saja worry atau kekhawatiran Anda akan hilang. Chance atau kesempatan Anda untuk sukses akan jauh lebih besar bila dibandingkan hanya khawatir dan tidak melakukan tindakan apapun.
Kekhawatiran sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Hal ini berbahaya dalam bisnis. Kalau bisa kita mengurangi kekhawatiran kita dan mencoba untuk melakukan hal yang positif, maka setiap hari, setiap saat, setiap tindakan kita akan menjadi lebih tenang. Satu hal yang penting adalah cobalah memikirkan solusi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Daripada Anda khawatir seperti duduk pada rocking chair dan terus menggoyang-goyangkan kursi tanpa arah dan tujuan. Alangkah lebih baik bila kita salurkan kemampuan dan tindakan kita pada hal-hal yang jauh lebih positif.
Tuesday, October 13, 2009
Sajak Sahabat - Kahlil Gibran
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
~ Khalil Gibran
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
~ Khalil Gibran
Subscribe to:
Posts (Atom)