Monday, October 19, 2009

Haruskah Hati Menciptakan Jarak

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

Thursday, October 15, 2009

Don't Worry, Be Happy

Ada sebuah tulisan menarik yang perlu dicermati. "Worry is like a rocking chair. It gives you something to do but doesn't get you anywhere". Kekhawatiran itu bagaikan kursi goyang. Ia memberi kita kesibukan, tetapi tidak membawa kita ke mana-mana. Seringkali businessmen mengacu pada kekawatiran-kekhawatiran ini. Khawatir pada hari esok, bagaimana kalau bisnis kita tidak jalan, bagaimana kalau bos akan marah dan berbagai kekhawatiran lainnya. Yang paling penting sebenarnya adalah, sadarilah bahwa kekhawatiran itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda khawatir selama lima tahun pun tidak akan ada hasilnya sama sekali. Kekhawatiran akan membuat kita menjadi paralyze, kaku, tidak bisa berkata apa-apa, bingung dan tidak bisa melakukan tindakan apapun. Hal ini adalah musuh utama dalam berbisnis atau melakukan tindakan.

Kalau kita bisa menghentikan dan melupakan kekhawatiran itu di dalam otak kita, maka kita akan jauh lebih sempurna. Jauh lebih mampu menghasilkan karya terbaik.

Jangan sekedar khawatir tanpa melakukan apa-apa, karena hal itu akan membahayakan bisnis kita. Kita memang harus realistis menyadari risiko tindakan kita, tetapi yang paling penting adalah berhentilah untuk khawatir atau kurangi kekhawatiran dan lakukan tindakan-tindakan positif. Kalau kita tidak melakukan tindakan positif, kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dengan melakukan tindakan positif, mungkin saja worry atau kekhawatiran Anda akan hilang. Chance atau kesempatan Anda untuk sukses akan jauh lebih besar bila dibandingkan hanya khawatir dan tidak melakukan tindakan apapun.

Kekhawatiran sering membunuh kita, kreativitas kita, tindakan-tindakan kita dan membuat kita menjadi seorang yang apatis. Hal ini berbahaya dalam bisnis. Kalau bisa kita mengurangi kekhawatiran kita dan mencoba untuk melakukan hal yang positif, maka setiap hari, setiap saat, setiap tindakan kita akan menjadi lebih tenang. Satu hal yang penting adalah cobalah memikirkan solusi terbaik yang bisa dilakukan saat ini.

Daripada Anda khawatir seperti duduk pada rocking chair dan terus menggoyang-goyangkan kursi tanpa arah dan tujuan. Alangkah lebih baik bila kita salurkan kemampuan dan tindakan kita pada hal-hal yang jauh lebih positif.

Tuesday, October 13, 2009

Sajak Sahabat - Kahlil Gibran

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

~ Khalil Gibran

I CARE about YOU

Teman adalah hadiah dari Yang Di Atas buat kita.

Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.

Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik. Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.

Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita dan menghibur, menangis bersama, dan tertawa bersama.. Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.

Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka. Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya.

Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll. Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka.

Kita tidak tahu bahwa itu semua BUKANlah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.

Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan bilang bahwa "lutut" mereka luka atau mereka takut air", mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan bilang berenang itu membosankan dll.

It's a defense mechanism. Itulah cara mereka mempertahankan diri.

Mereka tidak akan bilang: Mereka akan bilang:
Aku tidak bisa menari" "Menari itu tidak menarik."
Aku membutuhkan kamu" "Tidak ada yang cocok denganku."
Aku kesepian" "Teman-temanku sudah lulus semua"
Aku butuh diterima" "Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan denganku.."
Aku ingin didengarkan" "Kisah hidupku membosankan.."

Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnya bagus atau jelek, entah isinya bagus atau jelek. Dan jangan tertipu oleh kemasan. Hanya ketika kita bertemu jiwa-dengan-jiwa, kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah disiapkanNya buat kita.

Berikanlah makna di dalam kehidupan Anda bukan hanya untuk diri Anda sendiri saja melainkan juga untuk membahagiakan sesama manusia di dalam lingkungan kehidupan Anda.
Berikanlah waktu Anda dengan digabung oleh rasa kasih!

Seorang sahabat sama seperti satu permata yg tak ternilai harganya. Seorang kawan bisa membuat kita ceria, membuat kita terhibur. Mereka meminjamkan kupingnya kepada kita pada saat kita membutuhkannya. Mereka bersedia membuka hati maupun perasaannya untuk berbagi suka dan duka dgn kita pada saat kita membutuhkannya.

Maka dari itu janganlah buang waktu yg Anda miliki, janganlah sia2 akan waktu yg sedemikian berharganya. Bagikanlah sebagian dari waktu yg Anda miliki untuk seorang kawan. Pasti waktu yg Anda berikan tersebut akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.

Mulailah kita awali dengan membagikan waktu kita sejenak dgn menforward artikel ini kepada semua kawan atau sahabat yg membutuhkannya. Dengan ucapan I care about you! :)

Monday, October 12, 2009

Yang Datang Pasti Akan Pergi

Apa pun yang kita kumpulkan, cepat atau lambat, pasti akan pergi.
Harta yang kita simpan; kehormatan yang kita perjuangkan; dan semua yang diakui sebagai milik sendiri selalu mencari jalan keluar dari genggaman kita.
Ibarat, arus sungai yang rindu akan lautnya.
Sekuat apapun bendungan menghadang, air akan menemukan celah untuk meneruskan tetesannya.
Atau, angin akan mengangkat mereka ke awan-awan tebal dan menjatuhkannya ke atas samudera.
Apa pun yang terjadi, semua itu akan pergi.

Kalaupun mereka tak meninggalkan kita, suatu saat kitalah yang akan meninggalkan mereka.
Kita akan meninggalkan semua ini.
Karenanya, jangan terburu mengaku beruntung atas segunung harta atau selangit kehormatan kita raih.
Di saat semua itu pergi, tak selalu pantas kita meratapinya sebagai kemalangan.
Maka, tak ada yang lebih baik selain selalu bersiap melepaskan
Bagi bendungan, tekanan arus air adalah beban berat.
Bagi kita, tumpukan harta tak kalah beratnya.
Maka, bila ia harus pergi, relakan kepergiannya
Ini membuat hati jauh lebih lapang dan ringan.


Tak seorang pun cukup penting untuk membuatku marah.
(Carlos Castenada)
Untuk setiap menit anda marah, anda kehilangan enam puluh detik kebahagiaan.
(Unknown)
Saat marah, hitunglah satu sampai sepuluh sebelum anda bicara.
Namun, bila anda benar-benar marah, hitunglah sampai seratus.
(Thomas Jefferson)