Monday, August 31, 2009

Cinta Kasih dan Kebijaksanaan

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai.

Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan..

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras. Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya.

Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda.
Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya.

Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting.
Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai.

Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.
"Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"

Seketika itu, si pemuda tersadar. "Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu.

*Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. **
*Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Dari seorang teman

Friday, August 28, 2009

Hee Ah Lee, Pianis Berjari Empat

Hee Ah Lee adalah pianis dari Korea Selatan yang menjadi perhatian dunia dengan permainan pianaonya di tengah keterbatasan fisik yang dia miliki.

Lahir tahun 1985 dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun, seorang ibu yang mencintai anak perempuannya sepenuh hati, meski dari sejak dalam kandungan dia mengetahui kalau anaknya akan lahir dengan kecacatan.



Hee Ah Lee merupakan penderita down syndrome, dan dengan kedua tangan yang hanya memiliki empat jari. Kelainan jemari tangan seperti ini disebut lobster claw syndrome, berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan.Dia juga terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut hingga tidak dapat menginjak pedal piano standar. Untuk itu, pedal sengaja ditinggikan agar bisa diinjak oleh kakinya yang pendek.


Dengan kondisi serba terbatas itu, Hee Ah Lee menyebutnya sebagai, "Special gift, anugerah spesial dari Tuhan." Ia bisa memainkan Piano Concerto No 21 dari Mozart bersama orkes simfoni. Ia mendapat sederet penghargaan atas keterampilan bermain piano dan membawanya berkeliling dunia, termasuk bermain bersama pianis Richard Clayderman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.

Hee Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini, Jakarta pada tahun 2007 dan di The Westin Bali pada Agustus 2009. Konser tersebut bagian dari program tur Hee Ah Lee ke beberapa negara di Asia Tenggara, dan dalam penampilannya di Indonesia, Hee Ah Lee membawakan musik klasik karya-karya komposer besar, seperti Chopin, Franz Schubert, Mozart, dan beberapa lagu pop seperti My Heart Will Go On, Love Story serta My May.

Perjalanan panjang Hee Ah Lee dimulai ketika dia berusia pra-sekolah. Ibunya memutuskan bahwa ia ingin anaknya mengambil les piano; alasannya, satu bermain piano akan membantu memperkuat tangannya sehingga dia bisa memegang pensil. Yang lain adalah bahwa ia merasa bahwa jika ia bisa menguasai piano, ia bisa menguasai hal lainnya dengan lebih mudah. Selama enam bulan tak satupun sekolah piono menerimanya, selanjutnya ada satu guru yang mau, tapi kemudian patah semangat dan ingin berhenti.

3 bulan selanjutnya adalah masa pergolakan sampai sampai sang ibu Frustasi. Dia kembali di bangku piano dan untuk pertama kalinya memainkan lagu anak-anak yang telah berusaha untuk belajar. Itu adalah titik balik dan satu tahun kemudian Lee memenangkan hadiah utama dalam konser piano untuk Kindergartners. Pada usia 7 bahwa Lee memenangkan 19 Korea National Handicap Conquest Contest dan disajikan dengan penghargaan oleh Presiden Korea.

Saat ini Lee 22, telah memenangkan berbagai penghargaan, dan merupakan pianis konser bepergian secara luas dengan lebih dari 200 penampilan. Album pertamanya berjudul "Hee-ah, Pianist dengan sebuah Empat Fingers" akan dirilis pada bulan Juni.

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku"

Tuesday, August 25, 2009

Akiane Kramarik: Seni dari Tuhan

Akiane Kramarik adalah seorang anak ajaib dari Sandpoint, Idaho, yang telah menggambar dan melukis manusia hidup karya seni sejak dia berumur 4 tahun. Akiane (pengucapan ah-KEE-ah-nah) mengatakan ia pertama kali bertemu Tuhan ketika ia berumur 3 tahun. Dan sekarang dia berharap untuk menggunakan talenta yang luar biasa untuk membantu memberi makan anak-anak miskin di seluruh dunia.



Ketika bakat Akiane muda, dia banyak tampil di acara acara Oprah, CNN, dan program-program media nasional lainnya. Akiane mulai menggambar dengan pastel ketika ia berumur 5 tahun, dan menyelesaikan lukisan pertamanya saat dia 7 tahun. Potret diri nya memakai material cat terjual seharga $ 10.000.

"Bukan hanya seni yang sedang terjadi. Seiring dengan seni adalah kebangkitan spiritual," kata ibu Akiane, Forelli Kramarik. "Itu semua mulai terjadi ketika dia mulai berbagi mimpi dan penglihatan." Sebelum itu, Forelli dibesarkan sebagai seorang kafir, di sebuah keluarga ateis dari Lithuania. "Dan suami saya adalah seorang mantan Katolik dan tidak mengambil bagian dalam keyakinan keluarga. Kami tidak berdoa bersama, tidak ada diskusi tentang Allah, dan kami tidak pergi ke gereja. Lalu tiba-tiba, Akiane mulai bicara tentang Tuhan. "

Forelli putri muda belajar di rumah, ia tidak memiliki babysitter, dan keluarga tidak menonton televisi. "Kami dengan anak-anak sepanjang waktu, dan kata-kata ini dari Akiane tentang Tuhan tidak datang dari luar -kita tahu itu. Namun, ada tiba-tiba percakapan intens mengenai kasih Allah, tempat-Nya [dalam hidup kita], dan dia akan menjelaskan semuanya secara rinci. "

Pada awalnya, Akiane menggambar anggota keluarga dan hewan peliharaan, tapi akhirnya bergeser ke kepentingan penciptaan wajah. Dia mulai "menulis" lebih banyak dan lebih banyak wajah. Dia mencoba untuk menciptakan visi yang katanya Allah memberikan dia dalam mimpi.

"Aku bangun setelah Saya telah memiliki banyak impian. Aku bangun dan aku berdoa, dan kemudian aku melihat penglihatan-penglihatan dan saya jelaskan semua kepada ibuku, dan aku berkata, 'Ini adalah apa yang Aku ingin melukis." Dan ibuku berkata, 'Saya akan memberimu kanvas sehingga kamu dapat melukisnya." Dari dia impian Akiane mulai menulis apa yang dia sebut sebagai "Yesus" lukisan, yang meraih lebih dari 75 jam untuk menyelesaikan. Dia sejauh dicat dua minyak Yesus. Dia menyebut pertama "The Prince of Peace," dan yang kedua berjudul "Maafkan Mereka, Bapa."

"Saya selalu berpikir tentang Yesus dan berbicara tentang Dia," katanya. "Saya sedang mencari [Yesus] model lama, lama sekali, dan ketika aku tidak bisa menemukan siapa pun, suatu hari aku menyarankan kepada keluarga saya untuk berdoa sepanjang hari untuk model ini sehingga Allah akan mengirimkan yang benar." Pada hari itu mereka berdoa, tukang kayu yang sangat tinggi-ya, seorang tukang kayu-datang ke pintu mereka mencari pekerjaan. Ketika ia muncul, Akiane hampir pingsan. "Aku berkata kepada ibuku bahwa itu dia. Aku ingin dia menjadi model," ia mengingatkan.

Tukang kayu setuju untuk itu pada awalnya, tapi dia menelepon seminggu kemudian untuk mundur.

"Dia berkata bahwa dia tidak layak untuk mewakili Guru," kata Akiane. "Dia seorang Kristen, dan dia orang yang rendah hati. Tapi aku berdoa bahwa Tuhan akan berubah pikiran dan bahwa dia akan menelepon kembali." Tukang kayu dan misterius, yang ingin tetap anonim, memang menelepon Akiane kembali, mengatakan bahwa Allah menginginkan dia untuk berpose untuk lukisan, meskipun ia merasa itu biasa.

Akiane mengambil gambar, mengamati wajah, membuat sketsa, menggunakan imajinasinya dan foto referensi, dan hasilnya adalah "Raja Damai."

Akiane hari ini sedikit berbeda dari anak-anak lain seusianya yang belajar di rumah. Ketika dia bangun setiap pagi dia minum air, latihan, berdoa, dan kemudian dia cat.

"Dan setelah aku melukis, aku menulis puisi," Akiane menambahkan. "Dan aku menulis Rusia, dan kemudian aku menulis dan membaca Lithuania, setelah itu saya membaca Alkitab."

Ketika ditanya bagaimana ia tahu bahwa itu Allah yang berbicara dengannya, dia menjawab, "Karena aku bisa mendengar suara-Nya. Suaranya tenang dan indah." Meskipun ia adalah 3 pada waktu itu, dia akan selalu ingat pesan pertama Allah kepadanya. "Dia berkata, 'Anda harus melakukan ini, dan aku akan membantumu." Dia berkata, 'Sekarang Anda bisa membantu orang lain. " Aku berkata, "Ya, aku akan melakukannya." Tapi aku mengatakannya dengan kata-kata yang berbeda dalam pikiran saya. Saya berbicara melalui pikiran saya kepada-Nya. "

Akiane juga memiliki mimpi yang lain bahwa ia percaya Tuhan telah memberinya-satunya yang satu ini adalah salah satu bahwa dia mimpi selama jam kerja. "Aku benar-benar ingin membantu fakir miskin di Afrika dan tempat-tempat lain," katanya. "Terutama orang-orang-Lithuania 'anak sampah' adalah apa yang mereka disebut. Mereka tinggal di tong sampah, dan 2 - dan 3-year-olds sedang dibunuh untuk tempat pertama di antrean makan," katanya. "Lituania memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Mereka membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan, dan rumah sakit gratis. Aku benar-benar ingin membangun rumah sakit gratis bagi mereka."

Akiane berharap untuk mendanai proyek-proyek tersebut dengan penjualan lukisannya dan puisi. Menurut agennya, Akiane segera akan memulai tur dunia untuk mengumpulkan uang untuk krisis AIDS di Afrika.

"Kami tidak punya jawaban untuk mengapa hal ini terjadi. Kami tidak memiliki petunjuk," kata Forelli Kramarik tentang putrinya pelayanan berlangsung. "Kami hanya bersyukur kepada Allah."

Tapi tampaknya Akiane memiliki jawaban. Ketika ibunya bertanya mengapa dia pikir dia menerima hadiah, 10 tahun balasan: "Aku telah diberkati oleh Allah. Dan jika aku diberkati, ada satu alasan dan satu alasan saja, dan itu adalah untuk membantu orang lain. "

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku"

Editor's Note: Untuk mempelajari lebih lanjut tentang seni Akiane, pergi ke www.artakiane.com.

Sunday, August 23, 2009

Penantian Sang Ayah

Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat 'hangat' tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat., namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. "Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku."

Sahabatku, terkadang seperti Anak itulah Tingkah kita. Terkadang kita Buta dan Tuli, tidak mau sedikitpun mendengar dan melihat sekeliling kita. Tapi Tuhan sebagai AYAH YANG BAIK dan SETIA pada Kita. Dia selalu dengan Sabar Menuntun dan Menolong Kita.

Tuesday, August 18, 2009

Benih dan Pohon

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu.

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang.

"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?"

"Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar."
"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja. Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil? Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Tuhan membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari?

Begitupun kita, akankah Tuhan membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?

Tidak Teman. Karena Tuhan Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Tuhan akan tak pernah lupa dengan itu semua.

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.

Hidupku Bukan Hanya Milikku

Hidupku Bukan Hanya Milikku...

Setiap hari aku terbangun dari lelapnya tidur dengan sebuah kehidupan baru, setiap saat dengan dada membusung aku katakan : "ini hidupku", dan karenanya aku tidak ingin orang lain masuk dan mencampurinya, aku ingin bebas melakukan apa saja yang aku mau, aku ingin dapat melakukan apa saja yang aku suka, karena ini adalah hidupku sendiri, tanpa pernah menyadari kalau hidupku ternyata bukan hanya milikku seorang sama sekali.

Hidupku adalah milik Tuhanku, karena Dia yang menciptakanku, menyulamku menjadi janin mungil dalam rahim ibuku, meniupkan nafas kedalam hidungku, mengalirkan darah kedalam pembuluhku, dan karena akhirnya aku akan kembali ke pangkuan-Nya.

Hidupku adalah milik ibuku, karena dia telah mengandung, melahirkan dan menyusuiku, dia mengisi hatiku dengan cintanya, dan menampung air mataku dengan tangan sucinya, karena dia berjanji berjalan disampingku sampai akhir hayatnya.

Hidupku adalah milik ayahku, karena dia menjaga dan melindungiku sejak kanak-kanakku, dia membuatku bisa hidup dan berkembang, dengan pengorbanan dia tidak bisa selalu berada di dekatku, ya , tapi dia berjanji selalu ada untuk mengangkatku saat terjatuh.

Hidupku adalah milik saudara-saudariku, karena mereka mencintaiku seolah aku adalah bagian dari tubuh mereka, menangis dan tertawa bersamaku.

Hidupku adalah milik pendampingku, karena aku telah berjanji didepan Tuhan dan dunia; bahwa aku akan bersamanya selama jantungku masih berdenyut, karena untuk aku, dia telah meninggalkan dunianya jauh di belakang, hidup, bernafas, tersenyum, dan bersedih denganku. Hidupku adalah milik anak-anakku, karena Tuhan pernah berbisik kepadaku : "ini adalah milik-Ku, kutitipkan kepadamu, dan buktikan cintamu kepada-Ku lewat keberadaan mereka", karena anak-anakku selalu menungguku kepulanganku.

Hidupku adalah milik sahabat-sahabatku,
milik mereka yang menanyakan kabarku,
mereka yang tersenyum padaku,
mereka yang mau menampung bebanku,
mereka yang menepuk pundakku,
mereka yang memintaku berhenti merokok,
mereka yang bahagia denganku,
mereka yang mentertawai kebodohanku,
mereka yang selalu mengharapkan kehadiranku,
mereka yang berjalan di sampingku,
mereka yang mengatakan aku mencintaimu,
karena kesedihanku akan menjadikan hari terasa suram bagi mereka,
dan kegembiraanku akan menjadi penambah semangat bagi mereka, karena sakitku akan terasa sakit juga bagi mereka, dan senyumku akan menjadi senyum mereka pula.
Betapa bodohnya bila dalam hidupku, aku menganggap hidupku hanya milikku sendiri, padahal setiap detik hidupku adalah milik mereka yang mencintaiku dan menyayangiku, milik mereka yang menungguku, dan milik mereka yang pernah, sekarang dan akan ada dalam hidupku. Hidup ini begitu indah, maka buatlah menjadi lebih indah dengan melakukan segala sesuatu yang indah buat semua orang.

Thursday, August 13, 2009

The Story of the One-Eyed Mother

My mom only had one eye.
I hated her... she was such an embarrassment...
She cooked for students & teachers...to support the family. There was this one day during elementary school and my mom came. I was so embarrassed.
How could she do this to me? I threw her a hateful look and ran out.

The next day at school...
"Your mom only has one eye?!?!"...eeeee said a friend.
I wished my mom would just disappear from this world.
So I said to my mom, "Mom... Why don't you have the other eye?! If you're only gonna make me a laughing stock, why don't you just die?!!!"

My mom did not respond...
I guess I felt a little bad, but at the same time, it felt good to think that I had said what I'd wanted to say all this time... Maybe it was because my mom hadn't punished me, but I didn't think that I had hurt her feelings very badly.

That night...
I woke up, and went to the kitchen to get a glass of water.
My mom was crying there, so quietly, as if she was afraid that she might wake me. I took a look at her, and then turned away. Because of the thing I had said to her earlier, there was something pinching at me in the corner of my heart. Even so, I hated my mother who was crying out of her one eye.
So I told myself that I would grow up and become successful.

Then I studied real hard.
I left my mother and went to Singapore to study.

Then, I got married.
I bought a house of my own. Then I had kids, too...
Now I'm living happily as a successful man.
I like it here because it's a place that doesn't remind me of my mom.

This happiness was getting bigger and bigger, when...

What?! Who's this?!
It was my mother...Still with her one eye. I felt as if the whole sky was falling apart on me.
Even my children ran away, scared of my mom's eye.
And I asked her, "Who are you?!"
"I don't know you!!!" as if trying to make that real.
I screamed at her, "How dare you come to my house and scare my children!"
"GET OUT OF HERE! NOW!!!"

And to this, my mother quietly answered,
"Oh, I'm so sorry. I may have gotten the wrong address," and she disappeared out of sight.

Thank good ness... She doesn't recognize me. I was quite relieved. I told myself that I wasn't going to care, or think about this for the rest of my life. Then a wave of relief came upon me...

One day, a letter regarding a school reunion came to my house in Singapore.
So, lying to my wife that I was going on a business trip, I went. After the reunion, I went down to the old shack, that I used to call a house...
Just out of curiosity

There, I found my mother fallen on the cold ground.
But I did not shed a single tear.
She had a piece of paper in her hand....It was a letter to me.

"My son...
I think my life has been long enough now... And... I wont visit Singapore anymore... But would it be too much to ask if I wanted you to come visit me once in a while? I miss you so much.. And I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I decided not to go to the school.
For you...
And I'm sorry that I only have one eye, and I was an embarrassment for you.
You see, when you were very little, you got into an accident, and lost your eye. As a mom, I couldn't stand watching you having to grow up with only one eye... So I gave you mine... I was so proud of my son that was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye. I was never upset at you for anything you did.. The couple times that you were angry with me.. I thought to myself, 'It's because he loves me..'
My son... Oh, my son... "

This message has a very deep meaning and is passed to remind people of the goodness they have enjoy was because of others directly or indirectly. Pause a moment and consider your life! Be thankful of what you have today compared to many millions who do not live lives as you do!

Do spend some time in prayer for your mum out there!

"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan."

Wednesday, August 12, 2009

Ketika Aku Sudah Tua ...

Ketika Aku Sudah ......

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku......
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.

Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.

Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau di samping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.

Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Salam sayang,

Tuesday, August 11, 2009

Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum. Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, "Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!"

Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata, "Saya Ny. Steven. Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda. Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."

"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda." jawab pria itu.
"Apa, maaf?" tanya wanita itu denga gusar.
"Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang. Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih. Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya," jawab pria itu.
Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny. Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah meninggal..

Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saati ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong diri sendiri.

"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan."

Manusia Bisa Bahagia

Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti.

Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai.

Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada.

Manusia buta, karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri.

Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati.

Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan.

Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jikalau berharap dari orang lain, siaplah ditinggalkan, siaplah dikhianati.

Kita akan bahagia bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain.

"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan."

Monday, August 10, 2009

Bank Kenangan

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.

Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya.

"Saya menyukainya," katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing.
"Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut"
"Hal itu tidak ada hubungannya," dia menjawab.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur, tapi bagaimana aku mengatur pikiranku.
Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur.
Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhku yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan.
Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di Bank Kenangan kita.
Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya.

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Selalu memberikan lebih (give more)
5. Tidak mengharapkan apapun atas setiap pemberian yang diberikan (expect less)

"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai,
oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan."



Aturan Sederhana Untuk Bahagia

Tidak seorangpun dapat kembali ke awal dan membuat permulaan yang baru, tetapi setiap orang dapat memulai dari sekarang dan membuat akhir yang baru.

Tuhan tidak menjanjikan hari-hari tanpa sakit, tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan, tetapi Ia menjanjikan kekuatan untuk hari itu, penghiburan atas air mata dan cahaya dalam perjalanan.


Kekecewaan adalah seperti lubang di jalan, yang sedikit memperlambatmu, tetapi kemudian engkau menikmati jalan yang mulus. Jangan tinggal di lubang terlalu lama. Maju terus!!!

Jika engkau kecewa karena tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, duduklah tegak dan berbahagialah, karena Tuhan sudah memikirkan sesuatu yang lebih baik untuk diberikan padamu.

Jika sesuatu terjadi padamu, baik ataupun buruk, pertimbangkan apa artinya. Ada tujuan pada setiap kejadian dalam hidup, untuk mengajarkanmu bagaimana lebih banyak tertawa atau tidak menangis tersedu sedu.

Engkau tidak bisa membuat seseorang mencintaimu, yang dapat kau lakukan adalah menjadi seseorang yang dapat dicintai, selebihnya terserah pada orang itu untuk menyadari nilaimu.

Adalah lebih baik kehilangan kebanggaan dirimu pada orang yang kau kasihi, daripada kehilangan orang yang kau kasihi karena keangkuhan.

Kita menghabiskan terlalu banyak waktu mencari orang yang tepat untuk dikasihi atau menemukan kesalahan orang yang kita kasihi, padahal seharusnya kita menyempurnakan kasih yang kita berikan.

Jangan mengabaikan teman lama. Engkau tidak akan menemukan orang yang dapat menggantikannya.Persahabatan itu seperti anggur,semakin tua memakin baik.

"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan."

Thanks to Daniel for this article...